Topeng adalah benda yang menurut saya menyimpan banyak arti.
Topeng selalu berperan sebagai pelindung dari hal yang dapat melukai dari luar.
Tapi topeng juga berperan sebagai kedok dari ketulusan dan keaslian yang ada dibaliknya.
Topeng adalah identias kedua.
Dalam urusan passion, banyak orang yang masih mengenakan topeng untuk menyenangkan orang tuanya atau orang lain.
Mereka terpaksa menjalani identitas kedua mereka.
Seolah menyenangi bisnis keluarga untuk menenangkan perasaan sayang ayah yang membangun bisnis keluarga dari nol.
Sedemikian rupa mempelajari kedokteran untuk menghindari amarah dan penilaian bodoh ayah-ibunya yang merupakan dokter terbaik di bidangnya. Padahal hati sebenarnya ada dalam setiap frame film yang hendak disutradarinya.
Seolah mengalunkan nada antusias dengan dunia tarik suara seperti ibunya, tetapi sesungguhnya ia tidak sabar menggali pondasi dan membangun pencakar langit tertinggi di dunia.
Yang menyedihkan topeng itu mereka pakai terus atas nama rasa hormat dan sayang kepada orang tua mereka, walaupun topeng itu sebenarnya menyiksa mereka.
Topeng itu mereka gunakan untuk menutupi passion dan hasrat mereka sesungguhnya, dalam keterpaksaan dan keengganan, demi menyelaraskan dengan irama yang telah ditetapkan orang tuanya .
Beberapa orang yang cukup malang yang saya ketahui bahkan mengenakan topeng itu seumur hidupnya.
Tidak heran bila anak-anak merekapun mengenakan topeng.
Mau sampai kapan mereka mengenakan topeng?
Atau anda sendiri sedang mengenakan topeng?
Mari mulai lepaskan.